Senin, 02 November 2009

BUDAYA POLITIK

I. PENGERTIAN BUDAYA POLITIK

A. Pendahuluan
Berbicara mengenai budaya politik pada dasarnya erat kaitannya dengan ilmu tentang fenomena masyarakat. Hal ini disebabkan pula karena sistem politik dapat ditinjau sebagai sistem sosial yang dalam sociosphere yang merupakan bidang penelaahan sosiologi, antropologi maupun geografi.
Sebenarnya istilah budaya politik tertentu inheren ( melekat ) pada setiap masyarakat yang terdiri atas sejumlah individu yang hidup, baik dalam sistem politik tradisional, maupun modern. Sebagaimana konsep kebudayaan terdapat pada setiap masyarakat, baik yang disebut “primitif “ ataupun “ modern “.
Budaya politik merupakan perwujudan nilai – nilai politik yang di anut sebagai kelompok masyarakat, bangsa, atau negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan politik kenegaraan.
Maksud pembahasan budaya politik ini adalah agar kita mengenai atribut atau ciri yang terpokok untuk menguji proses yang berlanjut maupun yang berubah, seirama dengan proses perkembangan, perubahan, dan bahkan mutasi sosial.
B. Pengertian Budaya Politik
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Budaya politik adalah pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari mengarahkan dan memberi arti kepada tingkah laku dan proses politik, mencakup cita-cita politik ataupun norma yang sedang berlaku di masyarakat politik.

 Rusadi Sumintapura
Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
 Gabriel Almond dan Sidney Verba
Budaya politik ( political culture ) merupakan suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.
 Samuel beer
Budaya politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilaksanakan oleh pemerintah.
 Alan R. Ball
Budaya politik yaitu suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
 Austin Ranney
Buday politik adalah seperang pandangan tentang politik dan pemerintah yang dipegang secara bersama-sama, sebuah pola orientasi terhadap objek-objek politik.
Mengacu pada pendapat Gabriel Almond dan Sidney Verba diatas maka dapat ditarik simpulkan bahwa pada hakikatnya budaya politik mencakup dua hal, yaitu:
 Orientasi warga negara terhadap objek politik
 Sikap warga negara terhadap peranannya sendiri dalam sistem politik

C. Orientasi Politik Dan Objek Politik
1. Orientasi Politik
Kata “ orientasi “ bermakna luas meliputi melihat, mengenal, pandangan, pendapat, sikap, penilaian, pengetahuan, keyakinan dan lain-lain. Almond dan Verba dengan lebih komprehensif mengklasifikasikan orientasi warga negara meliputi tiga komponen yaitu: kognitif, afektif, evaluatif
Orientasi kognitif, yaitu orientasi warga yang sifatnya kognitif / pengetahuan, seperti pengetahuan, wawasan, kepercayaan dan keyakinan warga terhadap objek politik.
Orientasi afektif, yaitu orientasi warga negara yang sifatnya afektif / sikap seperti sikap-sikap, nilai-nilai, dan perasaan warga negara terhadap objek politik
Orientasi evaluatif, yaitu orientasi warga negara yang sifatnya evaluatif / penilaian seperti pendapatan dan penilaian warga terhadap suatu objek politik.
2. Objek Politik
Objek politik adalah yang dijadikan sasaran dari orientasi warga negara. objek politik yang dijadikan sasaran orientasi itu meliputi tiga hal:
• Objek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan, meliputi : sejarah bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara, dan hal lain dalam politik yang sifatnya umum.
• Objek politik input yaitu lembaga atau pranata politik. Lembaga yang ternasuk dalam kategori objek politik input antara lain : parpol, kelompok kepentingan, ormas, pers, dukungan dan tuntunan.
• Objek politik output yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses output dalam sistem politik. Misalnya : birokrasi, lembaga peradilan, kebijakan, putusan undang-undang dan peraturan.
Berdasarkan ulasan diatas, kita dapat mengatakan bahwa orientasi warga negara terhadap objek politik merupakan serangkaian pengetahuan, sikap, dan penilaian warga negara terhadap objek politik secara umum, objek politik input, maupun objek politik output.
Agar lebih mudah kita memahami objek politik tersebut, berikut ini contoh pertanyaan untuk setiap komponen orientasi.
 Orientasi kognitif warga negara terhadap objek politik umum
sejak kapan Indonesia merdeka?
wilayah negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beberapa propinsi?
 Orientasi kognitif warga negara terhadap objek politik input.
Dalam pemilu tahun 2004 ada beberapa partai peserta pemilu ?
Sebutkan media massa elektronik TV nasional !
 Orientasi kognitif warga negara terhadap objek politik output.
percayakah anda dengan subsidi BBM akan meringankan beban rakyat ?
 Orientasi afektif warga negara terhadap objek politik umum.
Setujukah anda apabila Presiden dan Wakil Presiden di pilih oleh rakyat secara langsung?
 Orientasi afektif warga negara terhadap objek politik input.
Setujukah anda dengan cara yang ditempuh oleh warga negara untuk menuntut dengan cara demonstrasi.
 Orientasi afektif warga negara terhadap objek politik output.
Suka/tidakkah apabila pemerintah memberi pengobatan gratis kepada warga kurang mampu ?
 Orientasi evaluatif warga negara terhadap objek politik umum.
Apa pendapat anda dengan adanya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung ?
 Orientasi evaluatif warga negara terhadap objek politik input.
Bagaimanakah penilaian anda dengan adanya partai yang banyak jumlahnya (multi partai) ?
 Orientasi evaluatif warga negara terhadap objek politik output.
Baik atau burukkah keputusan yang di ambil oleh lembada peradilan di Indonesia mengenai pejabat-pejabat yang terlibat kasus korupsi ?
Seandainya pertanyaan seperti tersebut di atas kita sebarkan ke masyarakat di suatu wilayah, maka kita akan dapat menggambarkan budaya politik warga di daerah tersebut. Dengan demikian, semakin jelas bagi kita bahwa budaya politik menggambarkan aneka ragam pengetahuan, sikap, nilai, dan pandangan-pandangan masyarakat tentang kehidupan politik.
Ketiga komponen orientasi tersebut saling berkaitan / saling mempengaruhi. Orientasi evaluatif seseorang akan di pengaruhi oleh orientasi kognitif dan afektif, demikian pula sebaliknya.


Contoh seorang warga diminta untuk menilai seorang pemimpin negara, maka penilaian tersebut akan di pengaruhi oleh pengetahuan dia tentang pemimpin itu dan sikap dia terhadap pemimpin tersebut.
• Misal :
1. Bagaimanakah penilaian anda tentang kepemiminan presiden Megawati Soekarno Putri?
2. Bagaimanakah penilaian anda tentang kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wakil presiden Jusuf kala ?
Orientasi evaluatif antara stu orang dengan yang lain akan berbeda, karena pengaruh dan perbedaan orientasi kognitif maupun afektif.
Budaya politik sering diartikan sebagai peradaban politik, yang terlihat dalam lingkup:
a) Budaya politik meliputi pola orientasi individu, yang diperoleh dan pengetahuannya yang luas maupun sempit.
b) Orientasi yang di pengaruhi oleh perasan keterlibatan.
c) Keterlekatan ataupun penolakan.
d) Orientasi yang bersifat menilai terhadap objek dan peristiwa politik.
Dapat dikatakan bahwa budaya politik merupakan persepsi manusia, pola sikap terhadap berbagai masalah politik dan peristiwa politik terbawa pula pembantukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun pemerintahan, karena sistem politik itu sendiri adalah interrelasi antara manusia yang menyangkut soal kekuasaan, aturan dan wewenang. Ilmu politik, seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, meletakkan manusia dalam masyarakat sebagai titik sentral, manusia tersebut terlibat dan melibatkan dirinya (kelompoknya) dalam segala fenomena masyarakat.
Budaya politik merupakan produk dan collektive history” , sebuah sistem politik dan pengalaman individu-individu yang tangah memegang kendali politik sikap laku sebagai pencerminan budaya politik, sebagaimana diuraikan diatas, merupakan alat pembentuk konsep yang dapat menghubungkan atau mempertemukan telaahan tentang individu dalam lingkungan politik sebagai kesatuan.
 Dua manfaat memahami konsep budaya politik:
i. Mengetahui sikap-sikap warga negara terhadap sistem politik yang akan mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapannya, dukungannya serta orientasinya terhadap sistem politik itu.
ii. Dengan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik, maksud-maksud individu melakukan kegiatannya sistem politik atau faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik dapat dimengerti.

D. Perkembangan Budaya Politik di Masyarakat
Budaya politik adalah orientasi yang khas terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara dalam sistem tersebut. Kematangan suatu budaya politik sangat tergantung pada kesesuaian antara struktur politik bahwa rakyat harus memiliki pengetahuan yang tepat tentang sistem politik mereka dan memiliki pengetahuan yang tepat tentang sistem politik mereka dan memiliki pula perasaan / penilaian yang menguntungkan terhadap sistem politik dengan segala aktualisasinya ( Siswoyo, 1994 ).
Budaya politik dapat dipandang sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat dengan karakteristik yang dimiliki, antara lain: bahwa budaya politik itu mencakup masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan, kegiatan partai-partai politik, perilaku aparatur pemerintah serta gejolak-gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah. Dengan kata lain, kehidupan politik yang menyangkut segala sesuatu yang berhubungan pengaturan kekuasaan dalam masyarakat untuk mengarahkan kehidupan pada anggotanya demi mencapai tujuan bersama merupakan karakteristik budaya politik. Dengan demikian kegiatan politik tidak hanya menyangkut atau terbatas pada kepentingan dan atau kekuasaan politik, tetapi dapat juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial serta kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat lain.
Para ahli politik berpendapat bahwa dalam proses pembentukan budaya politik masyarakat yang sedang berlangsung dan proses-proses sosial cultural lainnya bersumber kepada sistem politik dan kekuasaan yang telah terbentuk ialah sistem politik dan kekuasaan tradisional.
Di setiap masyarakat selalu dijumpai adanya perbedaan antar budaya politik antara kaum elite dengan massa ( rakyat ) biasa. Para elite pada umumnya terdiri dari kaum terpelajar atau terdidik, sedangkan sebagian besar dari massa ( rakyat ) masih buta huruf atau paling sedikit tidak begitu memahami lingkungan politiknya dan dengan mudah terbawa arus politik yang kuat. Massa rakyat ini biasanya merupakan pengikut dan tidak mempunyai basis kekuatan dan atau kekuasaan.
Latihan Soal 1.1
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas !
1. Jelaskan pengertian budaya politik
2. Sebutkan ciri-ciri budaya politik
3. Jelaskan tentang macam-macam budaya politik
4. Jelaskan faktor penyebab berkembangnya budaya politik di daerahnya
5. Jelaskan perkembangan budaya politik